Rabu, 16 Mei 2012

Merosotnya Nilai Kemanusiaan


Siang itu saya sedang dalam perjalanan menuju kampus saya di kawasan Depok. Tiba-tiba saya melihat ada sebuah ambulance yang terjebak mecet. Padahal ambulance tersebut sudah menghidupkan sirene tetapi kendaraan di sekelilingnya tidak ada yang mempedulikan, bahkan polantas yang sedang bertugas juga tidak berusaha untuk membantu dan memberikan jalan saat melewati lampu merah. Saat itu saya merasa seperti disayat. Saya membayangkan bagaimana jika saya yang berada di dalam sana sedang berjuang untuk hidup, tetapi tidak ada satupun yang mempedulikan hal itu. Atau orang-orang yang saya sayangi yang berada di dalam sana. Apakah orang-orang yang tidak mempedulikan ambulance itu tidak berpikir hal demikian? Apakah mereka tidak terpikir andaikan mereka yang berada di dalam ambulance tersebut?

Bukan hanya ambulance yang bernasib seperti itu. Mobil pemadam kebakaran pun kerap mendapat perlakuan yang sama. Mengapa rasa kemanusiaan  masyarakat sudah menurun atau bahkan sudah tidak ada lagi? Setiap orang hanya memikirkan dirinya sendiri.

Sungguh ironis memang, melihat kenyataan yang seperti ini. Seharusnya ambulance dan mobil pemadam kebakaran memiliki pengawal khusus seperti BM atau Polisi Militer untuk membuka jalan. Menurut saya hal ini akan lebih bermakna dari pada mengawal mobil anggota DPR yang sampai kantor hanya tidur saat membicarakan masalah rakyat. Atau para petinggi-petinggi negara yang korupsi. Para aparat juga sepertinya sebagian ada yang lebih antusias apabila mobil pejabat yang lewat dibandingkan mobil ambulance atau pemadam kebakaran.

Saya seringkali melintasi Jembatan Semanggi dan sedang ditutup sampai menimbulkan kemacetan yang cukup panjang hanya karena ada mobil anggota DPR yang ingin melintas, atau para anggota pemerintahan yang lain. Saat itu setiap polantas yang sedang bertugas terlihat terkoordinasi sangat baik untuk membuka jalan.

Ternyata bukan hanya keadilan yang dapat dibeli dengan uang, tetapi rasa kemanusiaan pun juga kini dapat dibeli dengan uang bahkan silau dengan harta dan kekuasaan. Di manakah rasa kemanusiaan pihak yang berwenang? Hal ini merupakan salah satu dari sekian banyak potret buruk negeri kita ini.

Kepada pihak yang berwenang dimohon kesadarannya untuk menangani masalah ini, karena hal ini menyangkut nyawa seseorang, atau mungkin juga menyangkut nyawa Anda di suatu hari nanti. Untuk masyarakat dimohon kesadarannya untuk dapat bersabar dan sedikit mengalah cukup dengan cara memberikan jalan kepada mobil tersebut, hal itu sudah sangat berarti bagi mereka yang sedang berjuang untuk hidup.

Sumber gambar: http://hijacking.student.umm.ac.id/2010/02/04/fenomena-kemacetan-lalu-lintas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar