Kamis, 17 Mei 2012

Kampus A

Kampus A Universitas Gunadarma yang terletak di Kawasan Kenari Jakarta Pusat merupakan kampus yang disediakan untuk mahasiswa pasca sarjana dan tempat sidang untuk mahasiswa S1 ekonomi. Kampus tersebut memiliki fasilitas yang berbeda dengan kampus-kampus Gunadarma lainnya. Kampus A memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan lebih nyaman. Kampus tersebut memiliki delapan lantai yang setiap lantainya biasanya memiliki ruangan sebanyak dua buah.

Meskipun kampus Kenari memiliki fasilitas yang nyaman tetapi tidak dengan suasana di sana. Saya adalah salah satu mahasiswi S1 yang mengambil lokasi kuliah di Salemba. Karena perkuliahan S2 baru dimulai pukul 17.30 sehingga jadwal kuliah pagi (08.30-17.30) mahasiswa S1 Salemba juga memiliki jadwal di Kampus A. Kami mahasiswa S1 dapat belajar dengan menggunakan fasilitas S2 :D

Kampus A mungkin merupakan kampus tersepi di antara kampus Gunadarma yang lainnya. Sepertinya hal tersebut yang membuat suasana di Kampus A menjadi kurang bersahabat. Biasanya lantai yang digunakan untuk perkuliahan S1 adalah lantai 6, 7, dan 8. Lantai 1 merupakan sekretariat dosen dan lobby, lantai 2 perpustakaan, lantai 3 saya kurang tahu, lantai 4 ruang sidang, lantai 5 juga saya kurang tahu untuk apa, mungkin ruang kuliah juga. Biasanya selain lantai yang digunakan, lampunya tidak dinyalakan terutama lantai 4 yang biasanya ramai saat sidang saja. Tetapi yang membuat aneh, di awal perkuliahan tingkat 1, lift yang beroperasi sering berhenti di lantai 4 padahal lantai tersebut gelap dan tidak orang di sana.

Saat hari pertama kuliah di Kampus A, teman saya juga mengalami hal aneh di toilet wanita lantai 1. Saat itu teman saya sedang buang air dan melihat sesosok wanita dengan kaki yang sangat putih dan mulus keluar nyaris seperti melayang dari dalam toilet yang berada di sebelahnya, padahal sebelumnya toilet sebelah kosong dan teman saya hanya sendiri.

Semakin hari ada saja cerita yang tentang hal-hal aneh, seperti OB yang bercerita kalau ada yang menampakkan diri di lantai 6 karena ada dua orang mahasiswi yang bercanda sampai teriak-teriak. Ada juga tentang dosen yang mengajar sendirian di kelas. Menurut dosen tersebut beliau mengajar banyak mahasiswa, tetapi OB melihat dosen tersebut mengajar sendiri tanpa satu mahasiswa pun yang hadir.

Cerita lain berasal dari dosen saya sendiri, beliau mengajar saya sejak dari semester lalu sampai semester ini. Beliau mengajar mata kuliah Pengantar Teknologi Sistem Informasi Manajemen 1 dan 2. Beliau seorang wanita dan sangat takut apabila ditinggal sendiri di suatu lantai dan tidak pernah mau mengajar di lantai 8 apabila sudah agak sore meskipun jadwal yang sebenarnya di lantai 8. Beliau pasti minta turun ke lantai 7 dengan alasan lantai 8 kurang bersahabat menjelang sore hari. Setelah saya menanyakan langsung kepada beliau, ternyata beliau sering sekali diganggu oleh makhluk halus di gedung tersebut. Beliau paling sering ditimpuk dengan kapur atau penghapus papan tulis. Saya juga bingung kenapa ada kapur.

Awalnya saya tidak begitu menghiraukan cerita tersebut, tetapi sejak saya mendapat jadwal kuliah di lantai 8, saya menjadi percaya karena saya mengalami sendiri kejadian-kejadian aneh. Bukan hanya saya yang mengalami, tetapi semua teman-teman sekelas saya. Di awal perkuliahan di lantai 8, teman saya yang duduk di belakang mendengar kursi di belakangnya seperti di geser-geser dan diangkat.

Di lantai 8 terdapat 2 ruangan yaitu 801 dan 802. Saya menempati ruang 802 sedangkan 801 tidak ada yang menempati pada jadwal tersebut, setiap saya ada jadwal di 802, ruang 801 selalu gelap dan semua kursi tertata rapih. Saya bisa melihat karena semua pintu di setiap ruang setengahnya adalah kaca.

Saat perkuliahan akhir sebelum UTS semester lalu, di tengah perkuliahan kami sekelas mendengar ribut-ribut di ruang 801, suaranya seperti kursi dan meja yang dibanting dan digeser-geser. Kebetulan dosen yang mengajar saat itu adalah dosen wanita yang sering diganggu. Beliau langsung berhenti menjelaskan selama beberapa saat dan melanjutkan kembali dengan terburu-buru. Setelah perkuliahan selesai kami mengecek ruang 801, dan ternyata ruang tersebut masih terkunci, gelap, dan semua kursi tetap tertata rapih. Hal ini masih sering terjadi sampai saat ini.

Di awal semester lalu saya juga mendengar sendiri ada yang bernyanyi di ruang 801. Waktu itu saya d atang terlambat dan saya duduk di pojok tepat di bilik pembatas antara ruang 801 dan 802. Di tengah perkuliahan, saya mendengar ada seorang gadis yang sedang berdendang di ruang 801. Sejak saat itu, saya ga mau lagi duduk di pojok.

Belum lama ini, teman sekelas saya juga mengalami hal aneh. Saat itu perkuliahan dosen yang sering diganggu dipindahkan jadwalnya menjadi pagi, dan perkuliahan pun dilaksanakan di ruang asal yaitu 802. Setiap lantai terdapat 2 buah toilet, 1 toilet wanita dan 1 toilet pria. Tetapi tidak semua lantai toiletnya dibuka setiap hari, dan saya pun tidak pernah ke toilet lantai 8. Pada hari itu, temen sekelas saya laki-laki buang air di toilet wanita karena toilet prianya tidak dibuka. Pada saat dia menekan flusher ternyata air yang keluar berwarna merah, teman saya langsung kembali ke kelas secepat kilat.

Satu bulan yang lalu, saya dan teman-teman saya foto-foto di kelas karena pada hari itu ada teman saya yang berulang tahun dan ada yang membawa kamera digital. Beberapa minggu yang lalu, di saat teman saya yang memiliki kamera digital tersebut akan memindahkan gambar, dia melihat banyak sekali orbs pada banyak foto, saat itu kami foto di ruang 701. Untuk yang belum tahu, orbs merupakan sebuah fenomena munculnya lingkaran putih pada sebuah frame foto yang di indikasikan sebagai hadirnya sosok dari dunia lain ( baca; sosok gaib), bulatan bulatan pada frame foto tersebut terkadang muncul dalam jumlah banyak dan meninggalkan jejak.

Belakangan kami baru tahu dari seorang pemilik warteg sekitar kampus. Ternyata sebelum dibangun menjadi kampus, tempat tersebut pernah terjadi kebakaran.

Sumber: http://fadlyunik96.blogspot.com/2010/03/apa-itu-orbs.html

Sales Promotion Girls

Sales Promotion Girls atau yang sering disebut SPG adalah seorang sales wanita yang bertugas menawarkan barang dan memberikan informasi kepada konsumen tentang barang tersebut. Sales Promotion Girls juga merupakan ujung tombak sebuah perusahaan dan memegang peran penting dalam meningkatkan penjualan perusahaan.

Sales Promotion Girls juga salah satu pekerjaan yang diminati mahasiswi karena memiliki waktu yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan jadwal kuliah. Bahkan ada juga yang hanya bekerja pada weekend saja. Saya termasuk salah satu mahasiswi yang pernah menggeluti pekerjaan tersebut. Penghasilan yang didapat sangat lumayan untuk menambah uang jajan dan menambah pengalaman.

Meskipun begitu pekerjaan SPG tidaklah mudah. Tidak semua pelanggan memiliki perilaku yang positif, terkadang ada juga pelanggan yang berperilaku kurang baik. Untungnya waktu itu saya hanya SPG susu kalsium yang biasanya memiliki peminat usia lanjut dan wanita. Saat itu saya juga diizinkan untuk memakai kerudung dengan pakaian yang sopan sehingga tidak pernah mendapatkan perilaku tidak sopan dari pelanggan.

Saat ini pekerjaan SPG sering kali diremehkan dan dicap negatif. Padahal pada kenyataannya menjadi SPG bukanlah hal yang buruk. Menjadi SPG juga membutuhkan keahlian khusus dan harus memiliki kesabaran yang lebih. Kadang SPG suka mendapatkan perilaku yang kurang menyenangkan dari pelanggan, dan harus menahan amarah sambil menahan lelah karena harus berdiri selama 8-12 jam. Dari pengalaman menjadi SPG, saya menjadi tahu apa saja yang diharapkan konsumen, bagaimana cara menarik minat konsumen, dan strategi apa saja yang dapat membuat konsumen untuk membeli.

Mungkin para SPG memiliki pengetahuan mengenai perilaku konsumen jauh lebih baik dari pemilik perusahaan karena SPG harus bersedia melayani konsumen dan kontak langsung dengan konsumen. Para SPG juga sangat membantu konsumen dalam memilih barang, karena adanya SPG di lapangan membuat konsumen dapat menanyakan langsung produk yang akan dibelinya dan meyakinkan diri agar tidak salah membeli barang.

SPG yang baik dapat menjadi konsultan bagi pelanggannya, terutama untuk masalah kesehatan dan keselamatan. SPG tidak selalu memaksakan produknya apabila produk tersebut membahayakan pelanggannya.

Saya juga menjadi lebih menghargai SPG karena pekerjaan tersebut tidaklah mudah dan sangat melelahkan. Kita dapat membantu SPG cukup dengan menerima sample yang ditawarkan atau sekedar mangambil brosur yang diberikan.

Rabu, 16 Mei 2012

Merosotnya Nilai Kemanusiaan


Siang itu saya sedang dalam perjalanan menuju kampus saya di kawasan Depok. Tiba-tiba saya melihat ada sebuah ambulance yang terjebak mecet. Padahal ambulance tersebut sudah menghidupkan sirene tetapi kendaraan di sekelilingnya tidak ada yang mempedulikan, bahkan polantas yang sedang bertugas juga tidak berusaha untuk membantu dan memberikan jalan saat melewati lampu merah. Saat itu saya merasa seperti disayat. Saya membayangkan bagaimana jika saya yang berada di dalam sana sedang berjuang untuk hidup, tetapi tidak ada satupun yang mempedulikan hal itu. Atau orang-orang yang saya sayangi yang berada di dalam sana. Apakah orang-orang yang tidak mempedulikan ambulance itu tidak berpikir hal demikian? Apakah mereka tidak terpikir andaikan mereka yang berada di dalam ambulance tersebut?

Bukan hanya ambulance yang bernasib seperti itu. Mobil pemadam kebakaran pun kerap mendapat perlakuan yang sama. Mengapa rasa kemanusiaan  masyarakat sudah menurun atau bahkan sudah tidak ada lagi? Setiap orang hanya memikirkan dirinya sendiri.

Sungguh ironis memang, melihat kenyataan yang seperti ini. Seharusnya ambulance dan mobil pemadam kebakaran memiliki pengawal khusus seperti BM atau Polisi Militer untuk membuka jalan. Menurut saya hal ini akan lebih bermakna dari pada mengawal mobil anggota DPR yang sampai kantor hanya tidur saat membicarakan masalah rakyat. Atau para petinggi-petinggi negara yang korupsi. Para aparat juga sepertinya sebagian ada yang lebih antusias apabila mobil pejabat yang lewat dibandingkan mobil ambulance atau pemadam kebakaran.

Saya seringkali melintasi Jembatan Semanggi dan sedang ditutup sampai menimbulkan kemacetan yang cukup panjang hanya karena ada mobil anggota DPR yang ingin melintas, atau para anggota pemerintahan yang lain. Saat itu setiap polantas yang sedang bertugas terlihat terkoordinasi sangat baik untuk membuka jalan.

Ternyata bukan hanya keadilan yang dapat dibeli dengan uang, tetapi rasa kemanusiaan pun juga kini dapat dibeli dengan uang bahkan silau dengan harta dan kekuasaan. Di manakah rasa kemanusiaan pihak yang berwenang? Hal ini merupakan salah satu dari sekian banyak potret buruk negeri kita ini.

Kepada pihak yang berwenang dimohon kesadarannya untuk menangani masalah ini, karena hal ini menyangkut nyawa seseorang, atau mungkin juga menyangkut nyawa Anda di suatu hari nanti. Untuk masyarakat dimohon kesadarannya untuk dapat bersabar dan sedikit mengalah cukup dengan cara memberikan jalan kepada mobil tersebut, hal itu sudah sangat berarti bagi mereka yang sedang berjuang untuk hidup.

Sumber gambar: http://hijacking.student.umm.ac.id/2010/02/04/fenomena-kemacetan-lalu-lintas/

Resensi

Judul         : Sherlock Holmes The Valley of Fear
Penulis      : Sir Arthur Conan Doyle
Penerbit    : PT Gramedia Pustaka Utama
Isbn          : 9796867338
Terbit       : April 2002
Halaman   : 304 halaman
Ukuran     : 110x180x14 mm
Harga       : Rp 25.000,00

Edisi Sherlock Holmes kali ini menceritakan tentang lembah ketakutan yang merupakan sebuah lembah pertambangan bijih besi dan batu bara di distrik Vermissa. Buku ini menceritakan tentang sebuah ancaman pembunuhan terhadap John Douglas di Manor House, Desa Birlstone. Menurut saya buku ini adalah buku yang sangat unik karena memiliki alur cerita yang tidak biasa. Buku ini memiliki dua cerita yang saling berkaitan. Cerita pertama merupakan misteri pembunuhan dan cerita kedua adalah flashback yang merupakan penyebab dibunuhnya John Douglas. Cerita ini seperti memiliki prolog di belakang tetapi memiliki klimaks pada prolog tersebut.

Cerita ini berawal dari pesan dalam bentuk kode yang menginformasikan adanya ancaman pembunuhan terhadap John Douglas di Manor House. Seperti biasa, pembunuhan ini bukanlah pembunuhan biasa. Banyak hal aneh yang ditemui Sherlock Holmes di tempat kejadian sehingga membuat Sherlock Holmes berusahan menyingkap rahasia besar di balik pembunuhan itu, dengan motif yang berawal di Amerika.

Dengan ciri khas penyampaian Sir Arthur Conan Doyle membuat cerita ini menjadi menegangkan dan memiliki alur cerita yang tidak dapat ditebak. Sehingga membuat pembaca memiliki rasa penasaran untuk membuka halaman berikutnya. Bagian terbaik pada buku ini terletak pada bab 7 disaat McMurdo memberitahu siapa Birdy Edwards sebenarnya. Buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca bagi Anda yang menyukai cerita fiksi detektif.