Perilaku konsumen sangat erat dengan kebudayaan disekitarnya, karena setiap individu berada dalam lingkungan budaya yang berbeda-beda. Hal tersebut juga sangat berpengaruh dalam setiap keputusan tentang barang yang akan dikonsumsi dengan berbagai macam pertimbangan. Barang yang akan dikonsumsi tentunya sangat diperhatikan, apakah melanggar norma budaya, bertentangan dengan nilai leluhur, dan lazim dikonsumsi.
Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap produsen yang akan memasarkan produknya di suatu tempat tertentu sehingga dibutuhkan analisa pasar yang tepat.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya erat kaitannya dengan pola kebiasaan. Budaya dapat terbentuk karena adanya pola kebiasaan yang telah turun temurun dilakukan bahkan dapat dianggap sebagai sesuatu yang sakral.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Dengan demikian, budaya sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen untuk menentukan pilihan pada produk yang akan dikonsumsinya.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
Konsumen memutuskan banyak sekali produk untuk dibeli setiap harinya. Setiap produk yang diputuskan untuk dibeli tentunya telah mengalami berbagai macam pertimbangan salah satunya dipengaruhi oleh faktor kebudayaan. Sehingga perusahaan harus meneliti keputusan membeli tersebut sacara terperinci agar tepat mengenai sasaran pasar. Misalnya apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.
Pertanyaan sentral bagi pemasar: Bagaimana konsumen memberikan respon terhadap berbagai usaha pemasaran yang dilancarkan perusahaan? Perusahaan benar−benar memahami bagaimana konsumen akan memberi responterhadap sifat-sifat produk, harga dan daya tarik iklan yang berbeda mempunyai keunggulanbesar atas pesaing.
Budaya juga dapat menjadi suatu peluang yang besar untuk produk-produk tertentu yang bersangkutan. Misalnya kita sebagai bangsa Indonesia sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokok, hal ini tentunya membuat permintaan beras di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk sehingga berbisnis pada usaha ini memiliki peluang yang sangat besar. Kebiasaan orang Indonesia juga gemar mengonsumsi makanan yang digoreng, sehingga minyak goring menjadi salah kebutuhan pokok dari sembilan kebutuhan pokok (sembako). Mandi sehari dua kali juga tentunya mememiliki dampak terhadap produsen sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, perusahaan air, dsb.
Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan kebudayaan sangat mempengaruhi produk-produk yang dikonsumsi sehingga memiliki permintaan yang lebih tinggi pada wilayah dengan kebudayaan tertentu.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://www.detikhealth.com/read/2011/03/28/121338/1602645/763/kebiasaan-makan-gorengan-orang-indonesia-sudah-mengkhawatirkan?ld991107763
http://windidwisaputro.blogspot.com/2010/11/pengaruh-budaya-terhadap-perilaku_6477.html