Selasa, 13 Maret 2012
Ujian Nasional
Ujian nasional di Indonesia pada awalnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu mata pelajaran yang diujikan hanya yang besifat umum saja seperti bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris. Tetapi saat ini ujian nasional dijadikan sebagai syarat mutlak kelulusan. Pemerintah berdalih hal tersebut menekankan bahwa UN perlu terus dijalankan untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar tidak semakin tertinggal dari negara-negara lainnya dan untuk kepentingan pemetaan pendidikan. Berdasarkan catatan pemerintah juga disebutkan bahwa dari tahun ke tahun telah terjadi peningkatan jumlah kelulusan siswa, dan betapa ternyata UN juga terbukti telah meningkatkan semangat belajar siswa dan kualifikasi guru bersangkutan.
Penerapan ujian nasional di kota besar seperti Jakarta saja mengalami masalah padahal sumber ilmu dan standar pendidikan serta pusat pembuatan soal berada di Jakarta. Apalagi apabila hal ini diberlakukan juga di daerah pelosok seperti Kalimantan, Irian Jaya, atau di desa terpencil di pnggir kota Bogor di mana pendidikan menjadi sesuatu yang sangat langka tetentu hal ini menjadi masalah yang cukup besar. Jangankan untuk melakukan try out sebagai persiapan ujian nasional, akses jalan menuju ke sana saja sangat sulit untuk dilewati.
Gambar karikatur di atas menjelaskan seorang bapak yang lebih ditujukan sebagai pemerintah sedang berusaha menjejalkan ujian nasional kepada siswa. Seharusnya ujian nasional hanya dijadikan sebagai salah satu faktor penentu kelulusan. Karena mata pelajaran yang lainnya, budi pekerti / akhlak, dan kemampuan non akademik juga patut untuk dijadikan pertimbangan kelulusan.
Dalam sebuah blog kartunmartono’s weblog mengatakan bahwa “Sementara di sisi lain, sebagian budayawan dan pakar pendidikan nasional kerap mengkritisi kebijakan standarisasi UN. Megawati misalnya, dalam kapasitasnya sebagai budayawan, menilai UN sebagai anti kebhinekaan karena mengabaikan perbedaan-perbedaan kultur lokal dan geografi”
Pada kenyataannya para siswa yang akan menghadapi ujian nasional menjadi tidak memiliki waktu luang untuk melakukan kegiatan mandiri melainkan hanya fokus pada ujian nasional semata. Ujian nasional juga telah mendorong adanya perilaku tindakan kecurangan oleh berbagai oknum yang tidak bertanggung jawab.
Referensi : http://kartunmartono.wordpress.com/2010/01/09/ujian-nasional-2/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar